Pusat Komunikasi Nasional (Jamaah Nuruzzaman UKMKI Universitas Airlangga) &
Pusat Komunikasi Daerah Malang Raya ( UAKI UNIVERSITAS BRAWIJAYA)
Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK)
PRESS RELEASE
Merajut (kembali) Kejayaan di Bulan Kemenangan
Indonesia, sebuah negara yang terkompilasi atas berbagai entitas yang berwarna-warni, baru saja melangsungkan hajat besar selebrasi kemenangan bangsa karya para syuhada dan pahlawan negeri. Selama 64 tahun, bangsa ini telah menikmati kemenangan dan kemerdekaan itu dengan diimbangi progres pendewasaan diri melalui berbagai mekanisme yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat. Selama itu pula, pertahanan diri dari berbagai ancaman dan hambatan selalu menjadi upaya bagi pemerintah dan masyarakat dalam mempertahankan kedaulatan.
Kesatuan visi yang semestinya terbentuk, meskipun diimplementasikan melalui berbagai misi, sayang sekali belum bisa terlihat dengan adanya penodaan perjuangan oleh tangan-tangan kotor yang telah mengkhianati idealisme suci para pahlawan kemerdekaan. Kehinaan pada tubuh bangsa ini terus menghiasi perjalanan mewujudkan Indonesia madani. Ancaman dari luar selalu menjadi alasan bagi masyarakat untuk mempertahankan status quo, padahal masih banyak cacat di tubuh sendiri. Berbagai isu destruktif-intimidatif menjadikan kita sibuk mengawasi lawan dengan melupakan kealpaan pada diri sendiri.
Ironis, berbagai perayaan kemerdekaan yang merupakan momentum pembangunan hanya berwujud pesta pora berbiaya mahal. Dan disadari atau tidak, semestinya biaya, waktu dan keringat yang telah dibuang dalam selebrasi tersebut sangat berarti jika dialokasikan untuk ikhtiar konkrit anak negeri dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Melihat fenomena ini, introspeksi dan edukasi masyarakat rasanya perlu dilakukan. Redifinisi akan arti sebuah kemenangan dan pengorbanan perlu dimasifkan demi mengembalikan martabat bangsa yang telah tercoreng.
Selain menyimpangnya bentuk penghargaan terhadap para pahlawan, rasa syukur pada Tuhan juga merupakan identitas dan nilai luhur yang mulai terkikis dengan globalisasi dan sekulerisasi. Padahal, ketergantungan kepada Sang Khaliq merupakan salah satu kunci para pejuang kemerdekaan. Satu kalimat tak terlupakan yang tertoreh dalam bingkai Pembukaan UUD 1945, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya” merupakan bukti akan hal itu.
Terlepas dari semua itu, sepertinya Allah masih memberikan kita kesempatan sekali lagi untuk berbenah dengan menghadirkan momentum yang dinanti banyak insan; momentum yang selalu mengawal perubahan dan titik kebangkitan.
Oleh karena itu, Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) dengan ini mengajak seluruh elemen masyarakat, dengan lebih khusus kepada masyarakat muslim Indonesia, untuk merayakan dan memanfaatkan momentum bulan Ramadhan serta menghimbau:
- Perubahan bangsa akan selalu dikawal oleh insan-insan pilihan. Bangsa ini tidak hanya membutuhkan orang-orang yang cerdas dan sholeh secara pribadi, tetapi juga jiwa-jiwa yang berani bangkit untuk berkontribusi dan bertransformasi serta mewujudkan cita-cita bersama. Maka, marilah kita menjadikan Ramadhan sebagai momentum kebangkitan dan kejayaan dengan tidak hanya menjalankan ibadah puasa Ramadhan bagi yang berkewajiban (nilai kesholehan pribadi) tetapi juga mewujudkan hakikat dan nilai luhur dari konsep rahmatan lil ‘alamin (nilai kesholehan sosial).
- Nilai-nilai Islam adalah nilai-nilai kemanusian yang dengannya akan terwujud kesejahteraan bersama. Maka tidak ada yang perlu dipertentangkan antara keduanya. Ramadhan adalah momentum yang layak untuk mengembalikannya ke dalam tatanan hidup masyarakat. Berkaitan dengan itu, kami berkewajiban melakukan pencerahan dan klarifikasi bahwa:
· Keterkaitan antara terorisme dengan nilai Islam sama sekali tidak dapat dibenarkan. Nilai-nilai Islam memang berasal dari satu sumber, namun dibawa dan disyi’arkan oleh berbagai entitas yang memiliki keragaman kultur, pandangan-penafsiran, sikap dan tingkat keilmuan. Karenanya justifikasi dan generalisasi atasnya adalah suatu kesalahan fatal meskipun banyak pelaku teror yang beragama Islam dan mengatasnamakan Islam.
· Nilai kejujuran dan tanggung jawab yang selalu menjadi kunci keluhuran Islam hendaknya menjadi referensi pelajaran bagi semua lapisan masyarakat untuk menghentikan ‘budaya’ korupsi. Lebih khusus lagi, kami menghimbau hal ini kepada para pejabat negara dan pengemban amanah di institusi negara, swasta maupun non-profit demi terwujudnya masyarakat yang jujur dan sejahtera.
· Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, momen Ramadhan hendaknya menjadi titik balik nilai perjuangan dengan mewujudkan kebangkitan dan persatuan demi terwujudnya keadilan Hak Asazi Manusia (HAM) seperti tercapainya kemerdekaan bagi bangsa lain yang terjajah (Palestina) dan dihentikannya kekerasan yang menimpa kaum minoritas di berbagai belahan bumi (terutama Irak, Afganistan dan Cina)
- Bulan Ramadhan yang identik dengan nilai-nilai ibadah dan amal baik hendaknya menjadikan kita untuk menyikapi bulan Ramadhan sebagai momentum pengkerdilan segala kemaksiatan yang menjatuhkan bangsa ini. Maka,
· Kami menghimbau pemkot dan aparat kepolisian untuk melakukan razia diskotik, cafĂ© dan tempat prostitusi demi meminimalisir kegiatan-kegiatan yang mengganggu kekhidmatan ibadah Ramadhan.
· Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergabung memberantas kemaksiatan tanpa kekerasan. Mari menyambut bulan kemenangan ini dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah dan menghindarkan diri dan lingkungan dari berbagai perbuataan keji dan mungkar. Selain itu, secara khusus kami mengajak seluruh muslimah Indonesia untuk menjaga aurat dengan mengenakan hijab, setidaknya selama bulan Ramadhan berlangsung.
Demikian pernyataan sikap dan himbauan kami. Sebagaimana sabda Rasulullah, bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain, kami hanya berupaya memberikan yang terbaik bagi umat dan bangsa ini dengan segala kerendahan hati kepada pihak lain dan kerendahan diri kepada Sang Pencipta. Semoga Ramadhan yang dinanti ini adalah Ramadhan yang berarti. Selamat menjalankan ibadah Ramadhan, selamat berkontribusi!!!
No comments:
Post a Comment